Sejarah Seni Rupa
PERKEMBANGAN
SENI TIMUR
Jauh sebelum dimulai perhitungan tahun masehi, dibeberapa
tempat di daerah timur sudah memperlihatkan suatu kebudayaan yang bermutu
tinggi. Dan sangat berpengaruh baik di timur maupun di daerah barat
Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing – masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya
1. Kesenian Mesir Kuno
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
Kesenian timur pada awal perkembangannya berpusat di Mesir, Mesopotamia dan India (lembah sungai Indus). Ketiga daerah ini menampilkan bentuk seni yang memiliki ciri khas masing – masing sesuai dengan kepercayaan, pandangan hidup dan tradisinya
1. Kesenian Mesir Kuno
Daerah sekitar aliran sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur yang dapat memberikan kemakmuran kepada rakyatnya, sehingga Mesir dapat mengembangkan kebudayaanya dengan baik. Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebut Hirogli
Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan), yaitu kultus kematian, kultus Raja dan kultus Dewa, merekapun termasuk penganut Polytheisme (banyak Dewa), seperti Dewa Amon, Dewa Osiris, Dewa Hours, Dewa Isis, Dewi Hather dan
sebaginya,
dan dari kegiatan – kegiatan kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat
sacral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni
patung sampai pada bangunan – bangunan yang monumental dan raksasa. Terutama
seni bangunan dan seni patung dibuat dari batu kapur dan batu granit. Sehingga
peninggalan – peninggalannya masih dapat kita lihat sampai sekarang
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia
Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
- Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karnak
- Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu Simbel
b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi empat yang didalamnya terdapat gang – gang / lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagi keajaiban dunia
Bangunan kuil di Mesir ada dua jenis, yaitu;
- Kuil lapangan, contohnya Kuil Amon Re di Karnak
- Kuil Korokan (kuil yang dipahatkan pada bukit karang), contohnya kuil Ramses II di Abu Simbel
b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:
-
Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap,
tangan kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
-
Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri – cirinya sama dengan kourus
hanya kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk
lain disebut Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa
c. Seni relief / Lukis Mesir Kuno
Ditemukan
pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan bersifat
dekoratifilustratif dan simbolis. Sedangkan cara menggambar objeknya yaitu:
-
Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat
sebenarnya
-
Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan
ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang
digambarkan. Misalnya gambar seorang Raja lebih besar dari pada rakyatnya
d. Seni Musik dan Seni ari Mesir Kuno
Sesuai
dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal seni Tari
dan musik. Hal ini berdasarkan pahatn mereka (relief) pada dinding bangunan.
Diantaranya terdapat adegan yang sedang memainkan suling dan harva serta adegan
Tari Tarian ritual sesuai dengan kepercayaan mereka pada saat itu
2. Kesenian Mesopotamia
Mesopotamia
adalah suatu daratan yang terletak antara sungai Efrat dan sungai Tigris.
Masyarakatnya makmur sehingga kebudayaannya berkembang dengan baik, telah
mengenal berbagai ilmu pengetahuan dan tulisan yang disebut tulisan Paku
Daerah
ini merupakan lalu lintas yang sangat ramai dan sering dijadikan sasaran
invansi oleh berbagai bangsa, antara lain oleh bangsa Sumeria, Babilonia,
Asiria dan Persia
Masyarakat
Mesopotamia tidak mengenal kultus kematian sehingga jarang ditemukan makam
sebagai bentuk arsitektur yang khas. Keseniannya lebih bersifat duniawi, tetapi
sisa – sisa peninggalannya tidak sampai ke jaman kita karena:
-
Mengunakan bahan yang tidak tahan lama (batu bata)
- Sering terjadi bencana banjir
- Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan (perang)
a. Seni Bangunan Mesopotamia
- Sering terjadi bencana banjir
- Masyarakatnya bersifat vandalis (perusak) karena sering terjadi perebutan kekuasaan (perang)
a. Seni Bangunan Mesopotamia
-
Istana, dengan ciri – ciri: menggunakan konstruksi lengkung tong tanpa
menggunakan tiang. Pada bagian pintu gerbang terdapat patung penjaga Ambang,
yaitu patung berkepala Raja dan berbadan banteng dan bersayap. Contohnya istana
Sargon II di Khorzabad
-
Ziggurat, yaitu sejenis menara bertingkat berbentuk kerucut yang berfungsi
sebagai banguan suci
- Stele, yaitu sejenis tugu batu yang permukaannya diberi relief tentang suatu peristiwa, contohnya Stele Hamurabi
b. Seni Patung, ciri – cirinya:
- Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
- Ptung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan
- Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan
c. Seni relief
- Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
- Relief Asiria: bertemakan tentang kekerasan
3. Kesenian India
- Stele, yaitu sejenis tugu batu yang permukaannya diberi relief tentang suatu peristiwa, contohnya Stele Hamurabi
b. Seni Patung, ciri – cirinya:
- Patung Sumeria: tubuh kaku otot dilebih – lebihkan dan kepalanya bulat
- Ptung Asiria: matanya diperbesar, dekoratif, raut muka mengesankan kekerasan
- Patung Babilonia: bersikap tenang seolah – olah sedang menjalankan tugas keagamaan
c. Seni relief
- Relief Babilonia : bertemakan tentang keagamaan
- Relief Asiria: bertemakan tentang kekerasan
3. Kesenian India
Kebudayaan
purba India berkembang sekitar 3000 SM di lembah sungai Indus – Pakistan. Dari
beberapa hasil temuan ternyata sudah menunjukan suatu bentuk kebudayaan yang
bermutu tinggi. Tetapi masih belum memberikan gambaran secara lengkap tentang
peninggalannya, Karena masih belum banyak ditemukan
Peninggalan
– peninggalanya antara lain:
a.
Seni bangunan, contohnya reruntuhan bangunan yang ditemukan di dua kota lama
(Mahenjo – Daro dan Harapa) menggunakan batu bata, penempatan bangunan dengan
system sentral dan sudah ada bangunan yang bertingkat
b.
Seni patung, berbaga naturalis dan stilasi terbuat dari batu logam dan kayu
c. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang (badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca
c. Seni relief, berupa materai piktegraf dari lempengan tanah liat yang diberi gambar binatang (badak lembu atau singa) dan tulisan yang sampai sekarang masih belum bisa dibaca
Kemudian
sejak munculnya ajaran Hindu – Budha maka berkembang berkembang kebudayaan yang
bercorak khusus. Bentuk keseniannya mengarah pada gaya perlambangan
(simbolisme) dengan berpedoman pada buku seni disebut “Silfa Sastra”
Peninggalan
– peninggalan itu adalah;
a. Seni Banguanan India
- Stamba (Tugu Asoka) berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Budha
- Stupa (caitya) berfungsi sebagai lambang ajaran Budha
- Kuil Budha (Chaitya Griha) merupakan bangunan tempat meditasi para pendeta Budha
b. Seni Patung India
a. Seni Banguanan India
- Stamba (Tugu Asoka) berfungsi sebagai media penyebaran ajaran Budha
- Stupa (caitya) berfungsi sebagai lambang ajaran Budha
- Kuil Budha (Chaitya Griha) merupakan bangunan tempat meditasi para pendeta Budha
b. Seni Patung India
Ketika
masyarakat Budha masih bersifat Ai-Iconis (tidak mengenal patung sebagai media
pemujaan), maka Budha hanya diwujudkan dalam bentuk perlambangan saja, seperti
Tahta Budha, Cakra Budha atau Telapak Kaki Budha. Kemudian setelah India
mendapat pengaruh dari kesenian Yunani-Romawi, barulah Budha diwujudkan dalam
bentuk patung manusia dengan ciri – ciri masih memperlihatkan gaya seni patung
Yunani (Dewi Apolo). Ciri – cirinya yaitu: bergaya realis, muka lonjong, rambut
bergelombang dan sikap duduk kaki berjuntai. Dalam perkembangan selanjutnya
seni patung India memperlihatkan ciri khasnya, yaitu raut muka seperti orang
India, duduk bersila dengan sikap tangan tertentu yang mengandung atri (Mujra)
c.
Seni Lukis dan Seni Relief India
Peninggalan seni relief India terdapat pada dinding di dalam biara – biara menggunakan teknik fresco yaitu melukis yang dikerjakan ketika dindingnya masih basah sedangkan seni reliefnya banyak terdapat pada dinding – dinding candi Hindu
Peninggalan seni relief India terdapat pada dinding di dalam biara – biara menggunakan teknik fresco yaitu melukis yang dikerjakan ketika dindingnya masih basah sedangkan seni reliefnya banyak terdapat pada dinding – dinding candi Hindu
PENDIDIKAN SENI TENTANG PERKEMBANGAN
SENI RUPA INDONESIA
PERKEMBANGAN SENI RUPA INDONESIA
A. Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia
1. Bersifat tradisional/statis
Dengan adanya kebudayaan agraris
mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang pada suatu kaidah yang turun
temurun
2. Bersifat Progresif
Dengan adanya kebudayaan maritim.
Kesenian Indonesia sering
dipengaruhi kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga
menjadi milik bangsa Indonesia sendiri
3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari
beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga
melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam
4. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang
menghasilkan bermacam – macam bahan untuk membuat kerajinan
5. Bersifat Non Realis
Dengan latar belakang agama asli yang
primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang selalu bersifat perlambangan /
simbolisme
B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah (Prehistory) adalah
jaman sebelum ditemukan sumber – sumber atau dokumen – dokumen tertulis
mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari
kebudayaan Indonesia yang
disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu
animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara
(bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi
atas: Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Jaman Batu
Jaman batu terbagi lagi menjadi:
jaman batu tua (Palaeolithikum), jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu
muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam
disebut jaman megalithikum (Batu Besar)
Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum meiliki
tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (nomaden) dan berburu atau
mengumpulkan makanan (food gathering) tanda – tanda adanya karya seni rupa
dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di goa –
goa. Seperti goa yang ditemukan di di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga
berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti – bukti seperti yang
ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang
(Klokkenmodinger) sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian jaman Neolithikum, manusia
sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat
tinggal tinggal di rumah – rumah kayu / bambu
Pada jaman megalithikum banyak
menghasilkan bangunan – bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan
upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dll
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman
Neolithikum, berupa patung – patung nenek moyang dan patung penolak bala,
bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian jaman megalithikum
banyak itemukan patung – patung berukuran besar bergaya statis monumental dan
dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan
lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi
Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan
ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari.
Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada
bangunan – bangunan dan benda – benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik
(motif geometris atau motif perlambang)
2. Seni Rupa Jaman Logam
Jaman logam di Indonesia dikenal
sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan benda – benda kerajinan dari
bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung dan perhiasan, karya
seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor (mencetak) yang dikenal dengan 2
teknik mencetak:
1) Bivalve, ialah teknik mengecor
yang bisaa di ualng berulang
2) Acire Perdue, ialah teknim
mengecor yang hany satu kali pakai (tidak bisa diulang)
C. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan Hindu berasal dari India yang
menyebar di Indonesiasekitar abad pertama Masehi melalui kegiatan
perdagangan, agama dan politik. Pusat perkembangannya di Jawa, Bali dan Sumatra
yang kemudian bercampur (akulturasi) dengan kebudayaan asliIndonesia (kebudayaan
istana dan feodal). Prose akulturasi kebudayan India dan Indonesia berlangsung
secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
a. Proses peniruan (imitasi)
b. Proses Penyesuaian (adaptasi)
c. Proses Penguasaan (kreasi)
1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia
Hindu
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian
berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja (kultus Raja)
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian
sebagai media upacara agama
c. Bersifat Konvensional, yaitu
kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber hukum agama (Silfasastra)
d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu
a. Seni Bangunan:
1) Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika”
yang berarti nama salah satu Dewa kematian (Dugra). Karenanya candi selalu
dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi
Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati, selain itu candi pula berfungsi sebagai:
- Candi Stupa: didirikan sebagai
lambang Budha, contoh candiBorobudur
- Candi Pintu Gerbang: didirikan
sebagai gapura atau pintu masuk, contohnya candi Bajang Ratu
- Candi Balai Kambang / Tirta:
didirikan didekat / ditengah kolam, contoh candi Belahan
- Candi Pertapaan: didirikan di
lereng – lereng tempat Raja bertapa, contohnya candi Jalatunda
- Candi Vihara: didirikan untuk
tempat para pendeta bersemedhi contohnya candi Sari
Struktur bangunan candi terdiri dari
3 bagian
- Kaki candi adalah bagian dasar sekaligus
membentuk denahnya (berbentuk segi empat, ujur sangkar atau segi 20)
- Tubuh candi. Terdapat kamar – kamar
tempat arca atau patung
- Atap candi: berbentuk limas an,
bermahkota stupa, lingga, ratna atau amalaka
Bangunan candi ada yang berdiri sendiri
ada pula yang kelompok.Ada dua system
dalam pengelempokan candi, yaitu:
- Sistem Konsentris (hasil pengaruh
dari India) yaitu
induk candi berada di tengah – tengah anak – anak candi, contohnya kelompok
candi lorojongrang dan prambanan
- System membelakangi (hasil kreasi
asli Indonesia )yaitu induk
candi berada di belakang anak – anak candi, contohnya candi penataran
2) Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau
arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan
yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh dari candi penataran yaitu:
- Halaman depan terdapat balai
pertemuan
- Halaman tengah terdapat balai saji
- Halaman belakang terdapat; meru,
padmasana, dan rumah Dewa
Seluruh bangunan dikelilingi dinding
keliling dengan pintu gerbangnya ada yang berpintu / bertutup (kori agung) ada
yang terbuka ( candi bentar)
- Pura agung, didirikan di komplek
istana
- Pura gunung, didirikan di lereng
gunung tempat bersemedhi
- Pura subak, didirikan di daerah
pesawahan
- Pura laut, didirikan di tepi pantai
3) Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi
sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan – bangunan yang
terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga (Semanggen),
tempat upacara meratakan gigi (Balain Munde) dsb
b. Seni patung Hindu Budha
Patung dalam agama Hindu merupakan
hasil perwujudan dari Raja dengan Dewa penitisnya. Orang Hindu percaya adanya
Trimurti: Dewa Brahma Wisnu dan Siwa. Untuk membedakan mereka setiap patung
diberi atribut keDewaan (laksana/ciri), misalnya patung Brahma laksananya
berkepala empat, bertangan empat dan kendaraanhya (wahana) hangsa). Sedangkan
pada patung wisnu laksananya adalah para mahkotanya terdapat bulan sabit, dan
tengkorak, kendaraannya lembu, (nadi) dsb
Dalam agama Budha bisaa dipatungkan
adalah sang Budha, Dhyani Budha, Dhyani Bodhidattwa dan Dewi Tara. Setiap
patung Budha memiliki tanda – tanda kesucian, yaitu:
- Rambut ikal dan berjenggot
(ashnisha)
- Diantara keningnya terdapat titik
(urna)
- Telinganya panjang
(lamba-karnapasa)
- Terdapat juga kerutan di leher
- Memakai jubah sanghati
c. Seni hias Hindu Budha
Bentuk bangunan candi sebenarnya
hasil tiruan dari gunung Mahameru yang dianggap suci sebagai tempatnya para
Dewa
Oleh sebab itu Candi selalu diberi
hiasan sesuai dengan suasana alam pegunungan, yaitu dengan motif flora dan
fauna serta mahluk azaib. Bentuk hiasan candi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Hiasan Arsitektural ialah hiasan
bersifat 3 dimensional yang membentuk struktur bangunan candi, contohnya:
- Hiasan mahkota pada atap candi
- Hisana menara sudut pada setiap
candi
- Hiasan motif kala (Banaspati) pada
bagian atas pintu
- Hiasan makara, simbar filaster,dll
1) Hiasan bidang ialah hiasan
bersifat dua dimensional yang terdapat pada dinding / bidang candi, contohnya
- Hiasan dengan cerita, candi Hindu
ialah Mahabarata dan Ramayana: sedangkan pada candi Budha adalah Jataka,
Lalitapistara
- Hiasan flora dan fauna
- Hiasan pola geometris
- Hiasan makhluk khayangan
3. Kronologis Sejarah Seni rupa Hindu
Budha
a. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa
Tengah, terbagi atas:
1) Jaman Wangsa Sanjaya
Candi – candi hanya didirikan di
daerah pegunungan. Seni patungnya merupakan perwujudan antara manusia dengan
binatang (lembu atau garuda)
2) Jaman Wangsa Syailendra
Peninggalan candinya : kelompok Candi
Prambanan, Kelompok Candi Sewu, Candi Borobudurm, Candi Kalasan, Candi Sari,
Candi Mendut Dan Kelompok Candi Plaosan
Seni patungnya bersifat Budhis,
contohnya patung Budha dan Budhisatwa di Candi Borobudur
b. Seni rupa Jawa Hindu periode Jawa
Timur, terbagi atas:
1) Jaman Peralihan
Pada seni bangunannya sudah
meperlihatkan tanda – tanda gayaseni jawa timur seperti tampak pada Candi Belahan
yaitu pada perubahan kaki candi yang bertingkat dan atapnya yang makin tinggi.
Kemudian pada seni patungnya dudah tidak lagi memperlihatkan tradisi India,
tetapi sudah diterapkan proposisiIndonesia seperti pada patung Airlangga
2) Jaman Singasari
Pada seni bangunannya sudah benar –
benar meperlihatkan gayaseni
Jawa Timur baik pada struktur candi maupun pada hiasannya, contohnya: candi
singosari, candi kidal, dan candi jago. Seni patungnya bergaya Klasisistis yang
bertolak dari gaya seni Jawa Tengah, hanya seni patung
singosari lebih lebih halus pahatannya dan lebih kaya dengan hiasan contohnya
patung Prajnaparamita, Bhairawa dan Ganesha.
3) Jaman Majapahit
Candi – candi Majapahit sebagian
besar sudah tidak utuh lagi karena terbuat dari batu bata, perbedaan dengan
candi di Jawa Tengah yang terbuat dari batu kali / andhesit peninggalan
candinya: kelompok candi Penataran, Candi Bajangratu, candi Surowono, candi
Triwulan dll
Kemudian pada seni patungnya sudah
tidak lagi memperlihatkangaya klasik Jawa Tengah, melainkan gaya magis
monumental yang lebih menonjolkan tradisi Indonesia seperti
tampak pada raut muka, pakaian batik dan perhiasan khas Indonesia.
Selain patung dari batu juga dikelan patung realistic dari Terakotta (tanah
liat) hasil pengaruh darin Campa dan China, contohnya patung wajah Gajah
Mada
c. Seni Rupa Bali Hindu
Di Bali jarang ditemukan candi sebab
masyarakatnya tidak mengenal Kultus Raja. Seni bangunan utama di Bali adalah Pura
dan Puri. Pura sebagai bangunan suci tetapi di dalamnya tidak terdapat patung
perwujudan Dewa karena masyarakat Bali tidak
mengenal an-Iconis yaitu tidak mengebal patung sebagai objek pemujaan, adapun
patung hanya sebagai hiasan saja
4. Perbedaan Gaya Seni Jawa
Tengah Dengan Jawa Timur
a. Perbedaan struktur bangunan candi
- Candi Jateng terbuat dari batu
adhesit, sedangkan di Jatim terbuat dari batu bata
- Candi Jateng bentuknya tambun,
sedangkan di Jatim bentuknya ramping
- Kaki candi Jateng tidak berundak
sedangkan di Jatim berundak
- Atap candi Jateng pendek, sedangkan
di Jatim lebih tinggi
- Kumpulan candi di Jateng dengan
system konsentris, sedangkan di Jatim dengan system membelakangi
b. Perbedaan pada seni patungnya
- Patung – patung di Jateng hanya
sebagai perwujudan Dewa/Raja sedangkan di Jatim ada pula perwujudan manusia
bisaa
- Seni patung Jateng bergaya simbolis
realistis, sedangkan di Jatim jaman Singasari bergaya klasisitis dan jaman
Majapahit bergaya magis monumental
- Prambandala (lingkaran kesaktian)
pada patung Jateng terdapat pada bagian belakang kepala, sedangkan di Jatim
terdapat di bagian belakang seluruh tubuh menyerupai lidah api
- Pakaian Raja / Dewa pada seni
patung Jateng masih dipengaruhi tradisi India, sedangkan di Jatim khas
Indonesia seperti pakaian batik, selendang dan ikat kepala
c. Perbedaan hiasan candi
- Hiasan adegan cerita pada candi
Jateng bergala realis, sedangkan di Jatim bergaya Wayang (distorsi)
- Adegan cerita pada candi Jateng
hanya tentang Mahabarata dan Ramayana, sedangkan di Jatim ada pula adegan
cerita asliIndonesia, misalnya cerita Panji
- Motif hias pada candi di Jateng
bersifat Hindu dan Budha sedangkan di Jatim ada pula hias asli Indonesia sperti motif
penawakan dan gunungan serta perlambangan
- Hiasan pada candi di Jatim lebih
padat dan dipusatkan pada seni Cina seperti motif awan dan batu karang
D. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad
ke 7 M oleh para pedagang dari India, Persia dan Cina.
Mereka menyebarkan ajaran Islam sekligus memperkenalkan kebudayaannya masing –
masing, maka timbul akulturasi kebudayaan
Seni rupa Islam juga dikembangkan
oleh para empu di istana – istana sebagai media pengabdian kepada para penguasa
(Raja/Sultan) kemudian dalam kaitannya dengan penyebaran agama Islam, para
walipun berperan dalam mengembangkan seni di masyarakat pedesaan, misalnya
da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian
yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja / sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam
(seni prasejarah dan seni Hindu Budha)
c. Berperan
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam
a. Seni Bangunan
1. Mesjid
Pengaruh hindu tampak pada bagian
atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil (seperti atap Balai Pertemuan
Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
2. Istana
Istana / keraton berfungsi sebagai
tempat tinggal Raja, pusat pemerintahan. Pusat kegiatan agama dan budaya.
Komplek istana bisaanya didirikan di pusat kota yang
dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
3. Makam
Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan
hasil pengaruh dari tradisi non muslim. Pengaruh seni prasejarah tampak pada
bentuk makam seperti punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada
nisannya yang diberi hiasan motif gunungan atau motif kala makara. Adapun
pengaruh dari Gujarat India yaitu pada makam yang beratap sungkup
b. Seni Kaligrafi
Seni kaligrafi atau seni khat adalah
seni tulisan indah. Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai
bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan
fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:
1) Kaligrafi terapan berfungsi
sebagai dekorasi / hiasan
2) Kaligrafi piktural berfungsi
sebagai pembentuk gambar
3) Kaligrafi ekspresi berfungsi
sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi karya AD. Pireus dan Ahmad
Sadeli
c. Seni Hias
Seni hias islam selalu menghindari
penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk penyamarannya dibuatkan
stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan) dengan bentuk tumbuh –
tumbuhan
E. Seni Rupa Indonesi Modern
Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk
dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat /
Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan
diri dari penjajahan
1. Masa Perintis
Dimulai dari prestasi Raden Saleh
Syarif Bustaman (1807 – 1880), seorang seniman Indonesia yang belajar
kesenian di eropa dan sekembalinya di Indonesia ia
menyebarkan hasil pendidikannya. Kemudian Raden Saleh dikukuhkan sebagai bapak
perintis seni lukisan modern
2. Masa seni lukis Indonesia jelita /
moek (1920 – 1938)
Ditandai dengan hadirnya sekelompok
pelukis barat yaitu Rudolf Bonnet, Walter Spies, Arie Smite, R. Locatelli dan
lain – lain. Adabeberapa
pelukis Indonesia yang mengikuti kaidah / teknik ini
antara lain: Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi dan Wahid Somantri
3. Masa PERSAGI (1938 – 1942)
PERSAGI (Peraturan Ahli Gambar
Indonesia) didirikan tahun 1938 di Jakarta yang diketuai oleh Agus Jaya Suminta
dan sekreTarisnya S. Sujoyono, seangkan anggotanya Ramli, Abdul Salam, Otto
Jaya S, Tutur, Emira Sunarsa (pelukis wanita pertama Indonesia) PERSAGI
bertujuan agar para seniman Indonesia dapat menciptakan karya seni yang kreatif
dan berkepribadan Indonesia
4. Masa Pendudukan Jepang (1942 –
1945)
Pada jaman Jepang para seniman Indonesia disediakan
wadah pada balai kebudayaan Keimin Bunka Shidoso. Para seniman yang
aktif ialah: Agus Jaya, Otto Jaya, Zaini, Kusnadi dll. Kemudian pada tahun 1945
berdiri lembaga kesenian dibawah naungan POETRA (Pusat tenaga Rakyat) oleh
empat sekawan: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH. Mansur
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945 –
1950)
Pada masa ini seniman banyak
teroragisir dalam kelompok – kelompok diantaranya:
Sanggar seni rupa masyarakat di
Yogyakarta oleh Affandi, Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, oleh S.
Sujiono, Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) Djajengasmoro, Himpunan Budaya
Surakarta (HBS) dll
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan
Formal
Pada tahun 1950 di Yogyakarta berdiri
ASRI (Akademi Seni RupaIndonesia) yang sekarang namanya menjadi STSRI (Sekolah
Tinggi Seni Rupa Indonesia)
yang dipelopori oleh RJ. Katamsi, kemudian di Bandung berdiri
Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang menjadi Jurusan Seni Rupa ITB) yang
dipelopori oleh Prof. Syafe Sumarja. Selanjutnya LPKJ (Lembaga Pendidikan
Kesenian Jakarta) disusul dengan jurusan – jurusan di setiap IKIP Negeri bahkan
sekarag pada tingat SLTA
7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia
Pada tahun 1974 muncul para seniman Muda baik yang
berpendidikan formal maupun otodidak, seperti Jim Supangkat, S. Priaka,
Harsono, Dede Eri Supria, Munni Ardhi, Nyoman Nuarta, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar